thescotyschol

Welcome to my blog :')

Kamis, 17 Januari 2019

jatuhnya sehelai daun

ketika kehilangan terasa sangat mendalam,
apa lagi yang bisa disangkal oleh air mata?

Senin, 14 Januari 2019

Secangkir Kopi di Hadapanku

Aku suka kopi,
aromanya menguar dalam otakku,
mengalir menjadi denyut dalam jantungku,
tapi katamu,
kopiku adalah racunmu~

Segelas Air

     Suatu malam, saya pergi bersama seorang teman untuk menikmati secangkir kopi juga segelas es jeruk nipis di sebuah warung kopi di tengah kota tempat saya tinggal saat ini. Dia bercerita panjang lebar tentang apa yang dia alami hari itu. Di sela tegukan kopi saya, dia menceritakan sesuatu dari apa yang ia baca hari itu. Setelah mendengar ceritanya, saya sedikit tertegun, memgumam, dan tersadar akan sesuatu yang mulai pudar di ingatan kepala saya.

     Ceritanya kurang lebih seperti ini,

     Sekali waktu, ada seorang Pria paruh baya, dia adalah seorang bos di salah satu perusahaan terkemuka. Dia sangat disibukkan dengan pekerjaannya. Dia bahkan tidak memiliki waktu yang cukup untuk berkomunikasi dengan putranya. Ya, dia memiliki seorang anak lelaki semata wayang. Suatu ketika, dia memiliki sebuah rencana untuk meluangkan waktu bersama putranya itu. Dia memutuskan untuk pergi ke tempat ibadah bersama putranya.
     Dia pergi dengan sebuah harapan akan waktu yang menyenangkan, berkomunikasi dengan Tuhannya bersama dengan anak sematawayangnya. Di sepanjang jalan mereka asyik bercerita tentang apapun. Kemudian tak berselang lama, mereka tiba di tempat ibadah yang mereka tuju.
     Mereka duduk bersebelahan. Waktu berjalan dengan sedikit lamban bagi si anak lelaki. Semangatnya akan berkomunikasi dengan tuhannya melalui pemberi kotbah mulai menguap. Ia kemudian mengeluarkan gawainya. Ia disibukkan dengan dunia gawainya. Si ayah melihat apa yang diakukan oleh anaknya itu. Suasana hati ayahnya seketika berubah. Bunga-bunga yang ada di benaknya layu seketika. Ia kecewa dengan apa yang dilakukan anaknya. Waktu-waktu setelah itu terasa sangat membosankan dan memuakkan.
     Dalam perjalanan kembali ke rumah, si Ayah kembali merencanakan suatu hal. Ia kemudian berkata kepada si anak, "Nak, Papa memiliki sebuah tantangan untukmu. Kalau kamu bisa melakukannya dan berhasil dalam sekali coba, Ayah akan menuruti apapun yang kamu mau." Si anak lelaki seketika mengalihkan pandangannya dari gawai, matanya tertuju kepada ayahnya. 
     "Apa yang harus aku lakukan Pa? Benarkan apapun yang aku inginkan?" katanya dengan semangat. 
     "Ya apapun," jawab lelaki itu. 
     "Oke, apa yang harus aku lakukan?"
     "Lain waktu, ketika kita bersama-sama pergi ke tempat ibadah, papa mau kamu......."
     "Nggak mainan handphone?" potong putranya.
     "Bukan nak," lelaki itu menambahkan, " Kamu bawalah segelas air. Kemudian dengan air yang ada di gelas itu, kamu harus mengelilingi tempat ibadah tanpa menumpahkan air yang kamu bawa."
     Anaknya kemudian menjawab, "Wah mudah sekali pa! Aku akan melakukannya," jawabnya dengan semangat.

     Beberapa waktu kemudian, ketika ia pergi ke tempat ibadah bersama dengan ayahnya, ia benar melakukan apa yang diminta ayahnya. Anak lelaki itu, mencoba untuk pertama kalinya. Ia berhasil untuk sepuluh langkah pertama, dua puluh langkah kedua, ia berhasil. Tapi langkah yang selanjutnya, gawainya berbunyi. 
     Ada temannya mengajaknya bermain Class Royale, game yang tengah hits kala itu. Ia melihat gawainya sambil membalas. Ia melanjutkan langkah sambil membalas pesan singkat temannya. Tanpa ia sadar, ada kerikil di depannya dan ia tersandung. Air yang ia bawa tumpah. Tapi hanya sediki. Terlintas keinginan di kepalanya untuk berkata tidak jujur. 
     Ia kembali melanjutkan langkah karena air yang tumpah tidak begitu banyak. Lalu ia kembali melangkah. Di tengah jalan, ia melihat seorang perempuan cantik sedang khusyuk beribadah. Ia tertegun melihat kecantikan anak itu. Dan tanpa sadar gelas yang ia pegang miring sehingga air yang ia bawa tumpah lumayan banyak. Ia baru sadar bahwa airnya tumpah ketika air itu jatuh mengenai jempol kakinya yang beralaskan sneakers berwarna hitam.
     Ia sadar bahwa ia gagal melakukan tantangan ayahnya. Setelah itu, ia kembali kepada ayahnya. Ia bercerita bagaimana proses yang ia lakukan, bagaimana airnya tumpah. Dan ia sangat kecewa. Dengan perasaan greget di dalam hatinya, ia berniat untuk melakukannya lagi suatu kali.
     Dan benar saja, ia benar-benar melakukannya walaupun tanpa ayahny. Kali ini dengan tujuan yang jelas. "Ia akan mengelilingi tempat ibadah dengan membawa air di dalam gelas dan tanpa menumpahkan isinya." 
Ia mengingat dan memfokuskan pikirannya dengan apa yang akan ditujuannya. Ia fokus kepada tujuannya kali ini. 
     Langkah pertama, langkah kedua, langkah kesepuluh, dua puluh, dan langkah-langkah selanjutnya ia jalani dengan perlahan. Ia menyingkirkan apapun hal yang tidak penting yang akan menganggu langkahnya. Tanpa terasa, ia telah berhasil mengelilingi tempat ibadah itu tanpa menumpahkan air yang ada di dalam gelas tersebut. Ya dia berhasil. Dan ia kembali kepada ayahnya. Menunggu ayahnya hingga larut malam, menunggu ayahnya pulang kerja. Lalu ia menceritakan bagaimana akhirnya ia berhasil melakukan tantangan dari ayahnya.
***

     Kemudian teman saya tadi mengambil kesimpulan dan berkata kepada saya, "Tau kan apa yang bisa diambil? Jadi dalam melakukan suatu hal, kita harus fokus. Kalau kita fokus dengan apa tujuan kita. Pasti kita bisa mencapainya. Jangan khawatir, cepat atau lambat pasti berhasil kalau kita fokus."
     Ia kemudian menyeka sisa kecupan kopi di bibir saya, dan melanjutkan bercerita tentang kegiatannya di hari itu.


Sabtu, 12 Januari 2019

Sneak a Hug


I'm fascinated and enthralled by the way a hug can take your breath away. 

Often more intimate than a kiss,more comforting than words, a hug is my favorite form of closeness.





A hug protects and supports. 
 
A hug allows two to become one in joyous, overwhelming love.

A hug is a full expression of happiness.


 What is bliss? A hug.

Hola!

Long time no see!

Hai, sudah empat tahun berlalu setelah terakhir posting, cepet ya ternyata empat tahun!
Well, nggak secepet yang dibayangkan, banyak yang sudah dilalui, sudah banyak pedih dan tawa yang terjadi, hidup juga semakin kompleks.

Dan yang paling penting adalah, saya bukan lagi anak SMA yang ngeblog dengan cerita galau dan sedih, I am now a young lady who must live my own life!

Soooooooo, welcome to my new world!



Mawar

yang akan selalu berduri,
betapapun cantiknya ia,
kalau kamu terkena tajam tusuknya,
mawar tetaplah mawar,
seberapa merahpun lukamu,
yang tetap harus berhati-hati,
adalah kamu,

karena pada akhirnya,
mawar tetaplah mawar